BAB
II
LANDASAN
TEORI
1.1.Pengendalian Banjir Dengan Metode Struktur
Ada pun pengendalian banjir
dengan cara menggunakan metode struktur adalah:
1. Perbaikan pengaturan yang
meliputi :
·
Memperbaiki sistem drainase dan jaringan sungai.
·
Melakukan normalisasi sungai.
·
Membuat perlindungan terhadap tanggul banjir.
·
Membuat flood way
2. Bangunan pengendali banjir
·
Membuat bendungan
·
Membuat bangunan chek DAM
·
Membuat sumur resapan.
·
Membuat turap (kayu, baja, beton, batu kali, dan
lainnya).
2.2.Pengendalian Banjir Dengan Metode Non Struktur
Ada pun pengendalian banjir
dengan cara metode non struktur adalah :
1. Pengelolaan DAS
2. Pengaturan tata guna lahan
3. Pengendalian erosi
4. Peramalan banjir
5. Peringatan bahaya banjir
6. Penangan kondisi darurat
7. Membangun kesadaran
masyarakat untuk tidak membuang sampah kesungai
8. Membangun kesadaran
Pemerintah untuk memberi sanksi tegas bagi penebangan pohon (ilegal
Loging).
BAB
III
BENDUNGAN
3.1. Pengertian Umum Bendungan
Bendungan
adalah suatu bangunan air yang dibangun khusus untuk membendung (menahan) aliran air yang berfungsi
untuk memindahkan aliran air atau menampung sementara dalam jumlah tertentu kapasitas/volume air dengan
menggunakan struktur timbunan
tanah homogen (Earthfill Dam), timbunan batu dengan lapisan kedap air (Rockfill Dam), konstruksi
beton (Concrete Dam) atau berbagai tipe
konstruksi lainnya. Dengan
pesatnya perkembangan teknologi dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan bendungan telah
mengaburkan batasan secara jelas pengelompokan tipe bendungan, karena sebagai akibat dari usaha para perancang
concrete dams dan geotechnical
engineers dalam mengatasi permasalahan bendungan timbunan (Embankment Dams) untuk menurunkan
biaya konstruksi, pemeliharaan serta untuk mendapatkan nilai ekonomis yang lebih tinggi. Usaha untuk mendapatkan nilai yang
lebih kompetitif diantaranya adalah:
1. Tingginya
biaya membangun lapisan inti kedap air dan tanah liat diganti dengan timbunan batu dan melapisi
kedap air pada dinding permukaan sisi hulu bendungan
2. Tingginya
biaya tenaga kerja, peralatan dan lamanya durasi waktu pelaksanaan pada
bendungan beton (Concrete Dam) diatasi dengan pembangunan dengan beton tuang
yang langsung dipadatkan (Roller Compacted Concrete Dams).
3. Tingginya
biaya pembangunan dan pelimpah darurat (Emergency Spillway) diatasi dengan
mengijinkan air melimpah melalui tubuh bendungan yang telah dirancang
tersendiri baik pada bendungan timbunan (Embankment Dams) maupun struktur beton
(Concrete Dam)
4.
Penyelidikan
yang menerus terhadap perilaku bendungan dan pengaruh terhadap gempa akan
memperbaiki laboratorium test dinamis (Dynamic Laboratory Method) dan perbaikan
pada teknik pembangunan Concrete Dams dan Embankment Dams. Berbagai usaha untuk
memperoleh Bendungan yang layak terhadap kelayakan teknis, ekonomis dan
lingkungan terus diusahakan hingga saat ini.
Bendungan (Dam) adalah suatu penghalang yang melintang pada
suatu sungai yang berfungsi untuk mengarahkan dan memperlambat arus, dan juga
untuk menciptakan reservoir dan danau. Bendungan digunakan untuk menampung dan
mengelola distribusi aliran sungai. Pengendalian diarahkan untuk mengatur debit
air sungai di sebelah hilir bendungan.
Faktor
- faktor yang digunakan dalam pemilihan lokasi bendungan adalah sebagai berikut
:
·
Lokasi mudah dicapai.
·
Topografi daerah yang memadai dan tepat
(appropriate), dengan membentuk
·
tampungan yang besar.
·
Kondisi geologi dan mekanika tanah.
·
Ketersediaan bahan bangunan.
3.2.Tipe
Dan Fungsi Bendungan
3.2.1.
Tipe Bendungan
Dalam penentuan
tipe bendungan dapat ditinjau dari berbagai pandangan, misalnya :
·
Pembagian
tipe didasarkan pada ukurannya
1.
Bendungan
besar ( Large Dams)
2.
Bendungan
kecil (small dams)
·
Pembagiam
tipe didasarkan pada tujuan pembangunannya
1.
Bendungan
dengan tujuan tunggal (single purpose Dams)
2.
Bendungan
serba Guna (multi Purpose Dams)
·
Pembagian
tipe didasarkan pada jalannya air pelimpah.
1.
Bendungan
untuk dapat dilewati air (Overflow Dams)
2.
Bendungan
untuk dapat menahan air (Non Overflow Dams)
·
Pembagian
tipe didasarkan pada material konstruksinya.
1.
Bendungan
beton (Concrete Dams)
2.
Bendungan
timbunan (Embankment Dams).
Pada
umumnya yang sering digunakan adalah pembagian tipe bendungan berdasarkan
material yang digunakan untuk konstruksi yaitu Bendungan tipe beton dan
Bendungan tipe timbunan.
3.2.1.1.Bendungan Beton
a.
Umum
Prinsip dalam
dasar yang harus diperhatikan didalam bendungan beton diantaranya adalah :
·
Pondasi
Bendungan terletak pada lapisan batuan keras (Rock foundation)
·
Beton
merupakan bentuk struktur yang kaku (rigid) sehingga sangat kuat menahan
tekanan (Compressive strength) tetapi lemah terhadap gaya tarik (Tensile
strength). Oleh karena itu, bentuk dari konstruksi Bendungan beton diusahakan
sekecil mungkin mengakibatkan terjadinya tarikan (tensile strength).
b.
Beberapa
Tipe Bendungan Beton Diantaranya Adalah :
·
Bendungan
tipe Gravity (Gravity Dams)
Pada
dasarnya bendungan ini mampu menahan beban dari waduk/ Reservoir melalui daya
tahan gesekan akibat dari berat bendungan pada pondasi. Pada bentang melebar
bendungan dapat diasumsikan bias-bias kantilever dengan mengusahakan sekecil
mungkin gaya tarik akibat momen untuk menahan gaya guling (Overturning).
Lapisan batuan yang menahan pondasi harus mampu terhadap beban gesek dan daya
dukungnya dengan faktor keamanan sesuai yang berlaku.
·
Bendungan
tipe Lengkung (Curved gravity Dams), apabila panjang as bendungan sempit, maka
sebagian dari gaya yang bekerja pada bendungan dialihkan ke tebing (abutment).
Untuk menghindari terjadinya gaya tarik pada tubuh Bendungan beton, maka bentuk
bendungan disesuaikan dengan penyebaran arah gaya yang terjadi, dan yang paling
mendekati kea rah tegak lurus ke abutment adalah membuat bentuk lengkung
(Curved) atau busur (Arch).
·
Bendungan
tipe Busur (Arch Dams) Apabila bendung tipe lengkung (Curved Dams) terjadi
dengan pengalihan beban ke abutment lebih besar, akibat bentuk topografi yang
lebih curam dan lebih sempit, maka untuk memperoleh bentuk Bendungan yang lebih
sesuai dengan penyebaran gaya yang terjadi dengan arah tekan ke dinding
abutment, maka bentuk struktur menjadi lengkung busur atau Bendungan tipe Busur
(Arch Dams). Bentuk diperlukan dinding sandaran abutment yang kokoh.
·
Bendungan
dengan Penyangga (Buttress Dams) Tipe bendungan ini merupakan alternative
penyelesaian untuk bendungan tipe gravity bentang yang cukup panjang dengan
lebih mengintensifkan tenaga pelaksana dan memperkecil volume beton yang
diperlukan. Bentuk Bendungan dapat merupakan kombinasi antara Gravity, Curved
atau Arch Dams diantara kolom penyangganya. Namun pemilihan dari bentuk
Bendungan ini masih tergantung dari kondisi geologi dan problem yang ditemui di
lapangan.
0 komentar:
Posting Komentar